Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Kolaborasi Kampus dan Industri Ciptakan Inovasi Pembelajaran Masa Depan
Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek terus berupaya untuk menggelorakan program-program unggulan Kampus Merdeka. Salah satunya dengan menggelar Webinar Inovasi Pembelajaran Bersama Dunia Industri yang digelar pada Kamis (5/8). Webinar menghadirkan beberapa narasumber dari pihak Ditjen Diktiristek, Pokja Kampus Merdeka, Subpokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat, dan dari dunia industri PT Kalbe Farma untuk berbincang mengenai kolaborasi antara kampus dan industri untuk menciptakan inovasi pembelajaran masa depan.
Pada kesempatan tersebut, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam menekankan pentingnya implementasi kerja nyata dalam transisi pendidikan tinggi menuju dunia profesionalitas bagi mahasiswa. Dalam memasuki dunia profesi, mahasiswa harus mempunyai bekal tak hanya ilmu pengetahuan, kompetensi, teknologi dan keterampilan, namun juga _soft skill_ dan kerja nyata industri.
Ia menerangkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia masih banyak yang melupakan esensi dari persiapan mahasiswa dalam kesiapan bekerja. Menurutnya _hard skill_ dan _soft skill_ yang didapatkan dalam perkuliahan masih sangat belum cukup, ia menambahkan bahwa mahasiswa juga harus terjun langsung ke dalam dunia industri untuk mendapatkan ilmu.
“Inilah pentingnya program belajar Kampus Merdeka, kita siapkan ruang bagi mahasiswa yang dibimbing para dosen yang hebat untuk mencoba, mencicipi masuk dunia kerja seperti apa. Seperti mahasiswa yang ingin menjadi diplomat, sehingga tahu bagaimana komunikasi dan etika dalam diplomasi, atau menjadi legislator, mahasiswa tak hanya belajar ilmu tetapi juga bisa praktik dalam penggunaaan peraturan perundang-undanganan di rumah rakyat atau gedung DPR,” ujar Nizam.
Menurut Nizam, ini semua membutuhkan ruang yang luas bagi para mahasiswa untuk mengembangkan talenta, bakat dan _passion_. Ia menegaskan bahwa Merdeka Belajar Kampus Merdeka membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk tidak berada dalam ruang yang sempit atau pilihan yang terbatas.
Selanjutnya, Nizam juga menyatakan capaian pembelajaran lulusan yang terpenting ada dua yaitu kebekerjaan lulusan yaitu kesiapan lulusan untuk menciptakan dunia kerja yang hari ini belum ada dan kesiapan kampus untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi setiap harinya. Ia berharap dengan ada kolaborasi antara kampus dengan industri akan menghidupkan SDM unggul dan menjadi mata air bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani mengatakan bahwa dari 8 aktivitas Kampus Merdeka yang paling diminati adalah magang, studi transfer ke luar negeri dan studi independen bersertifikat. Adapun bagi perguruan tinggi, kegiatan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) sendiri merupakan salah satu kriteria dalam 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk mencapai transformasi pendidikan tinggi.
Di sisi lain, menurut Paris, yang paling mengesankan dalam perkuliahan adalah inovasi pembelajaran dari luar kampus. Ia menyebut kebutuhan inovasi dalam era digital dan industri 4.0 yang paling dibutuhkan adalah _soft skill_. Menurutnya, pengembangan _soft skill_ sangat penting dalam transformasi pendidikan tinggi.
“Semua ilmu bisa didapatkan dari dosen, tapi berkomunikasi, berkolaborasi,mengidentifikasi masalah,curiousity, keinginan-keinginan untuk berbuat baik kemudian mencari solusi itu semuanya ada pada saat kita bekerja dengan teman industri, karena di sana ada masalah, kita sebagai intelektual harus mempunyai solusi. Jadi _problem based solving_ tiap hari harus dilakukan dan gak bisa sendirian harus kolaborasi, kolaborasi dan kolaborasi,” pungkasnya.
Ia pun berharap melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat, mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan dan melakukan pengembangan kompetensi khususnya _soft skill_.
Nurhadi Irbath selaku Ketua Subpokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat menambahkan bahwa program MSIB, menjadi daya tarik utama bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi diri dalam dunia kerja nyata. Sebanyak 104.645 mahasiswa telah mendaftar di berbagai perusahaan dalam program MSIB dengan total 1.012.353 pengaplikasian dari beragam kategori yang disediakan hingga 31 Juli 2021 lalu.
Lebih jauh, Nurhadi mengatakan inovasi pembelajaran program Magang dan Studi Independen Bersertifikat berbasis project based learning. Inovasi pembelajaran ini dengan memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa mengerjakan proyek nyata di industri dalam program MSIB Kampus Merdeka. Ia juga menjelaskan bahwa program MSIB dibuat berdasarkan adanya generasi baru mahasiswa yang _modern learner_ yaitu tipikal yang _untethered_, _on-demand_, _collaborative_ dan _empowered_. “Program ini didesain dengan sedemikian rupa sehingga mahasiswa memiliki kebebasan dalam memilih ranah yang mereka inginkan dalam Magang dan Studi Independen Bersertifikat,” terangnya.
Sementara itu, Ayu Purwarianti sebagai Tim Subpokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat juga menceritakan pengalamannya sebagai dosen mengenai bagaimana pentingnya memperkaya pengetahuan mahasiswa ,tak hanya berdasarkan ilmu kompetensi namun juga proyek nyata yang ada di dunia kerja nyata.
“Mahasiswa butuh pengalaman yang kaya, mereka butuh pengalaman yang sangat banyak bukan hanya dari dosen yang ada kampus, tapi mereka juga butuh pengalaman itu dari industri. Persoalan-persoalan yang dihadapi industri akan berbeda yang dihadapi di kampus. Cara mereka bergaul, cara menghadapi lingkungannya, menghadapi atasannya, menghadapi orang-orang yang mungkin tidak berasal dari kampus asalnya, punya budaya dan adat yang berbeda, mereka akan belajar itu,” ujar Ayu.
Dari pihak industri, Human Resources & General Affair Asistent Manager PT Kalbe Farma, Susilo Dwi Raharjo menjelaskan bahwa manusia memiliki kewenangan sebebas-bebasnya untuk menentukan arah jalur hidup dan bidang yang ingin ditempuh setiap individu. Ia mengatakan, “Teman-teman di akademis ini sudah diberikan nutrisi yang cukup baik,cukup matang dalam hal pendidikan literatur atau _knowledge_. Disini hal yang perlu kita berikan sebagai industri dalam kolaborasi ini adalah ruang eksplorasi supaya teman-teman bisa merasakan langsung, sejauh apa hal yang dibutuhkan teman-teman dalam menentukan jalur hidupnya atau jalur kariernya ke jalur selanjutnya.”
Susilo menganalogikan bahwa industri menjadi sebuah laboratorium kehidupan, dimana mahasiswa bisa berpraktik secara langsung bukan hanya dari bekal kampus namun juga bisa mengembangkan mahasiswa bisa mengalami hal-hal yang sifatnya teknis dan praktis.
Humas Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan