Lembaga Sensor Film Republik Indonesia Berkolaborasi dengan Uniraya melakukan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri
Lembaga Sensor Film Republik Indonesia Berkolaborasi dengan Uniraya melakukan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri
Jumat, 21 Juni 2024, Lembaga Sensor Film Republik Indonesia Berkolaborasi dengan Uniraya dalam Kegiatan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Kegiatan ini dilangsungkan di Baga Hotel and Resort.
Kegiatan ini berlangsung selama satu hari dan dihadiri oleh Rektor Universitas Nias Raya, Dr. Martiman S. Sarumaha, Ketua Subkomisi Pemantauan LSF RI, Dr. Fetrimen, Ketua Subkomisi Data, Pelaporan dan Publikasi LSF RI, Dra. Rita Sri Hastuti, M.Ikom, Team dari LSF RI, PDM Kabupaten Nias dan PDM Kabupaten Nias Selatan, PWI Nias, Team RRI, Bapak/ibu Dosen Universitas Nias Raya dan mahasiswa Uniraya yang mewakili setiap prodi yang ada di Uniraya.
Sebelum acara dimulai, setiap peserta harus melakukan registrasi. Menariknya, setiap peserta mendapatkan merchandise dan juga scan barcode link evaluasi yang akan diisi pada akhir acara.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Nias Raya menyampaikan harapannya semoga dengan adanya sosialisasi budaya sensor mandiri ini mampu membawa dampak yang baik bagi masyarakat untuk mampu melakukan sensor mandiri dari tontonan yang sekarang gampang sekali didapatkan di era digitalisasi ini.
Dan dalam kata sambutannya Dr. Fetrimen menyampaikan bahwa film itu adalah imajinasi yang diwujudkan dengan kreativitas. Namun, meskipun setiap orang bebas berkreativitas, film juga memiliki beberapa hal yang tidak bebas nilai guna memberikan perlindungan terhadap dampak negatif terhadap masyarakat dari film yang dikonsumsi. Oleh sebab itu sosialisasi ini diharapkan masyarakat mampu memiliki kemampuan sensor yang mandiri.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, pihak Universitas Nias Raya dan Lembaga Sensor Film Republik Indonesia juga melakukan penandatanganan MoU, Penyerahan Plakat dan pemberian kenang-kenangan atau cinderamata kepada Tim LSF RI.
Selanjutnya, sosialisasi dilanjutkan dengan diskusi. Materi pertama disajikan oleh Dr. Juang Solala Laiya, M.Sn yang menyajikan materi Potensi Film dengan Kearifan Lokal di Era Digital dan materi kedua disajikan oleh Dra. Rita Sri Hastuti, MIkom tentang Dasar, Penjelasan dan Pentingnya Budaya Sensor Mandiri. Setelah sesi presentasi selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Sebelum kegiatan ditutup, setiap peserta dihimbau untuk mengisi link evaluasi dan menyelesaikan administrasi ditempat peserta melakukan registrasi sebelumnya. Tak ketinggalan, sebelum bubar, peserta melakukan sesi foto bersama narasumber dan team sebagai kenang-kenangan. Kegiatan pun ditutup dengan santap bersama di Restoran Baga Hotel di lantai 1.
Semoga dengan adanya sosialisasi ini, setiap peserta mampu menjadi contoh dan agen yang mampu memilih dan memilah tontonan sesuai usia. Sehingga setiap karya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan di layar kaca saja tetapi juga mampu menyiratkan pesan dan dampak yang baik bagi kita. (IMML)
Dokumentasi:
One Reply to “Lembaga Sensor Film Republik Indonesia Berkolaborasi dengan Uniraya melakukan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri”
Kegiatan yang sangat penting diikuti dan dipahami oleh setiap masyarakat tentang film.
Film adalah salah satu media komunikasi yang memiliki pengaruh besar:
1. dalam membentuk pola pikir masyarakat.
2. sarana untuk menyampaikan pesan penting kepada masyarakat dengan cara yang menghibur dan menyenangkan.
3. memperoleh pengetahuan baru tentang berbagai hal, seperti budaya dari daerah lain, sejarah suatu negara, serta mengenal tokoh-tokoh penting.
4. dapat menjadi kesempatan untuk belajar bahasa asing melalui film luar negeri
5. Mengedukasi masyarakat melalui penyiaran dan tayangan film.
Maka lakukanlah sensor secara mandiri sesuai usia dan orang dewasa mendampingi anak-anak atas apa yang ditontonnya.
Kegiatan yang sangat penting diikuti dan dipahami oleh setiap masyarakat tentang film.
Film adalah salah satu media komunikasi yang memiliki pengaruh besar:
1. dalam membentuk pola pikir masyarakat.
2. sarana untuk menyampaikan pesan penting kepada masyarakat dengan cara yang menghibur dan menyenangkan.
3. memperoleh pengetahuan baru tentang berbagai hal, seperti budaya dari daerah lain, sejarah suatu negara, serta mengenal tokoh-tokoh penting.
4. dapat menjadi kesempatan untuk belajar bahasa asing melalui film luar negeri
5. Mengedukasi masyarakat melalui penyiaran dan tayangan film.
Maka lakukanlah sensor secara mandiri sesuai usia dan orang dewasa mendampingi anak-anak atas apa yang ditontonnya.