BOGOR – Dengan mengusung tema “Relima Mendukung Perpustakaan Demi Martabat Bangsa: Aksi Nyata untuk Literasi Inklusif”, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI menggelar Pertemuan Pembelajaran Sebaya Relawan Literasi Masyarakat (Relima) Tingkat Nasional di Bogor, Jawa Barat. Acara yang berlangsung pada 10 hingga 13 November 2025 ini mempertemukan 180 Relawan Literasi dari seluruh Indonesia.
Kabar membanggakannya, salah satu perwakilan terpilih dalam forum bergengsi ini adalah Mitranikasih Laia, S.Si., M.Sc., yang merupakan dosen sekaligus Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nias Raya (Uniraya).
Kehadiran Mitranikasih Laia, S.Si., M.Sc., dalam forum ini didasari penetapan dirinya sebagai Relima Nasional pada Juni 2025 setelah melalui serangkaian proses seleksi ketat Perpusnas. Proses seleksi mencakup pemeriksaan administrasi, substansi, hingga tahap wawancara.
Sosok Mitranikasih Laia dikenal memiliki keseimbangan peran sebagai akademisi dan aktivis literasi. Di luar jabatannya sebagai Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nias Raya, ia adalah pendiri dari Rumah Belajar We Care Lahusa dan Gomo serta sangat aktif dalam berbagai kegiatan penguatan literasi di Nias Selatan, Sumatera Utara.
Pertemuan Pembelajaran Sebaya ini dibuka langsung oleh Kepala Perpusnas RI, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Aminudin menekankan tiga kunci utama yang harus dipegang untuk memperkuat peran Relawan Literasi Masyarakat (Relima). “Tiga kunci tersebut adalah semangat, keikhlasan, dan konsistensi,” tegas Kepala Perpusnas.
Acara ini juga dihadiri oleh jajaran penting dari kementerian terkait seperti Kementerian Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Kementerian Dalam Negeri beserta tokoh-tokoh literasi Indonesia.
“Bagi saya, literasi bukan tujuan, melainkan jalan. Jalan menuju kesetaraan, kemanusiaan, dan masa depan yang lebih adil. Menyalakan satu lilin kecil di Nias mungkin tampak sepele di peta besar Indonesia. Namun, bagi seorang anak yang menemukan kembali harapannya, itu adalah segalanya. Sebagai Relima, saya berkomitmen untuk terus memperkuat literasi inklusif. Harapan saya, semakin banyak relawan yang tergerak untuk menyalakan lilin-lilin literasi dari pelosok negeri. Karena semakin dibentur, semakin teranglah cahayanya. Mari bersama menjadikan literasi sebagai gerakan nasional yang hidup,” tutup Mitranikasih.
Dokumentasi:


